Klasifikasi Informasi dalam Organisasi
Klasifikasi Informasi
Dalam Organisasi
Saat ini, dimana informasi telah menjadi aset penting yang
menentukan ketangguhan sebuah organisasi, pengamanan informasi menjadi lebih
diperlukan dari sebelumnya.
Tetapi banyak manager perusahaan/organisasi berfikir bahwa
penerapan keamanan pada informasinya menguras sumber daya dan tidak memberikan
jaminan keamanan yang diinginkan. Sehingga memberikan kesimpulan bahwa biaya
keamanan yang diberikan tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh
organisasi.
Bisa jadi yang dilakukannya adalah memberikan pengamanan
informasi secara sama rata atau tidak tepat terhadap aset informasi yang
dimiliki. Sehingga mengakibatkan biaya yang dikeluarkan menjadi tidak efisien
dan tidak sebanding dengan nilai informasi itu sendiri.
Dalam kenyataannya tidak semua informasi mempunyai nilai
guna yang sama, atau memiliki risiko yang sama, mekanisme perlindungan dan
proses recovery-nya atau lainnya pun, pasti berbeda. Sehingga agar menjadi
efisien, informasi sebagai aset organisasi harus diberikan klasifikasi
berdasarkan risiko, nilai guna data, atau kriteria lainnya yang ditentukan
dalam organisasi.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau
Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita
berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang
disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi :
1. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan
penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
2. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
3. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan
dengan orang lain (Schram,W)
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai
pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan.
Bila sasaran komunikasi dapat
diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan,
maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam,
tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang
tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah
komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi
Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1.
Komunikasi antar pribadi
Komunikasi
ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi
yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian
dapat tercapai keinginan bersama.
2.
Komunikasi kelompok
Pada
prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor
kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan
informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
3.
Komunikasi massa
Komunikasi
massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan
elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi,
Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3
(tiga) model dalam komunikasi:
1. Model
komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator
memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa
mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2. Model
komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada
tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung
bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran
ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang
lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model
komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam
konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini
menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang
tidak dapat dikomunikasikan.
Mengenai organisasi, salah satu
defenisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem
individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan
bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
1.
Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang
memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi
yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
2.
pembagian kerja,
dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun
sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
`
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar